Trekking Gunung Batur Kintamani, Pengalaman Seru Super Wow!

Hai Sobat keluyuran, buat yang suka jelajah alam, wajib banget untuk menjadikan agenda trekking Gunung Batur Kintamani Bali jadi salah satu wishlist saat berlibur ke Bali. Kalau nggak mau ribet menyiapkan peralatan dan itinerary khusus ke sana, bisa memesan paket private trekking yang punya layanan antar/jemput di beberapa titik di Bali.

Nah, makin penasaran kan? Simak yuk, perjalanan seru Mariana yang belum lama ini mencoba tantangan trekking Gunung Batur Kintamani, Bali.

Trekking Gunung Batur, Tantangan yang Seru nan Mengasyikkan

Hai-hai Sobat Keluyuran. Kali ini Mariana bakal cerita keseruan muncak ke Gunung Batur. Sebenarnya ke sana sudah sebelum Ramadhan, tapi pastinya pengalamannya tak terlupakan. Ini jadi pengalaman yang sungguh wow. Wow capeknya, wow kagetnya, dan juga wow Indahnya.

Sebenarnya, ini surprise dari suami, yang tiba-tiba ngajak pergi dini hari tanpa tahu tujuannya ke mana. Yes, kami dijemput di Denpasar Barat _tempat tinggalku_ menuju Kintamani. Benar-benar wow kagetnya dong! Begitu tahu ternyata mobil yang membawa kami tiba di parkiran untuk pendakian ke Gunung Batur.
Pikiran sibuk dengan bagaimana nanti selama perjalanan, maklum ya, lama nggak jelajah alam macam ini, juga sibuk mikirin gimana nanti si Anak yang belum genap 8 tahun itu. But we’ll see! Mari kita coba!

Sebelum mulai jalan, masing-masing dibekali dengan trekking pole/tongkat untuk mendaki dan sebotol air mineral. Pemandu memastikan kami sudah siap sebelum memulai perjalanan. Oh ya, rute yang akan kami lalui adalah tempat parkir – Pos 1 – Pos 2 – Pos 3 – Puncak Batur.

Bersusah Dahulu Melalui Basecamp Gunung Batur, Senang Kemudian 

Sepertinya ini yang paling bisa menggambarkan proses yang kualami untuk bisa mencapai puncak Batur. Berjalan dari parkiran ke pos 1, napas masih aman dan jalur yang dilalui pun belum seberapa sulit dan menanjak. Di sini justru sibuk dengan si Anak yang sering bertanya kapan sampai pos 1. Wajar sih, ini pengalaman pertama kami jalan dini hari, gelap, dan menahan dingin udara pegunungan.

Senang rasanya saat sampai di pos 1. Yeaaay! Tantangan pertama sudah dilewati. Saatnya melanjutkan ke tantangan berikutnya. Di pos 1, ada warung dan toilet, jadi kalau masih ingin ke toilet bisa di pemberhentian pertama ini.

Menuju pos 2, napas terasa makin berat dan jalan yang harus dilalui pun semakin terjal. Badan mulai terasa makin berat saat kaki dilangkahkan. Yang membuatku tetap semangat adalah saat memadang langit, bintang bertaburan, kerlap-kerlip oh indahnya. Kapan lagi bisa berjalan di alam bebas bermandikan bintang bertaburan.
Sampai di pos 2 kami kembali beristirahat. Di sini hanya ada tempat untuk istirahat, tidak ada toilet seperti di pos 1. Bagi umat islam yang mau melaksanakan ibadah shalat, bisa di pos ini dengan membawa alat shalat sendiri.

Di pos 2 rasanya badan sudah semakin lemah, napas makin kembang kempis. Mulai teracuni untuk naik ojek sampai pos 3. Sedangkan untuk naik ke puncak dari pos 3 memang harus berjalan kaki karena jalannya bebatuan, tidak aman dilalui kendaraan bermotor. Ternyata, si Anak kesayangan malah makin bersemangat. Rupanya dia sudah beradaptasi dengan cuaca dan medan.

Gitu sih ya, seringkali memang orang dewasa yang belajar dari anak-anak, meskipun awalnya sok-sok’an ngasih semangat. Giliran sampai sini mulai letoy. Hihi.

Finally, sampai juga di pos 3 tanpa ngojek. Yeaaay! Senangnya luar biasa. Kami istirahat sebentar dan shalat subuh di pos 3 sebelum melanjutkan ke puncak. Di sini, serasa dapat suntikan semangat membara begitu melihat mega kemerahan di ufuk timur tanda matahari mulai terbit.

Jalan dari pos 3 menuju puncak tak semulus pos-pos sebelumnya. Jalan menanjak dan batu-batu besar di sekeliling. Kurang lebih 15 menit berjalan di medan terjal bebatuan, akhirnya kami sampai juga di puncak.

Lelah Terbayarkan dengan Keindaan Puncak Batur

Wow indahnya! MasyaAllah tabarakallah, rasa lelah yang tadi mendera, napas yang terengah-engah mencoba bertahan sampai puncak, semua terbayarkan dengan keindahan di depan mata. Tak bisa ber-word-word lagi pokoknya. Benar-benar menakjubkan sampai sulit menggambarkan dengan kata-kata.

Di sini kita bisa menikmati pemadangan sambil makan mie kuah telur dan teh hangat. Wow nikmatnya. Pastinya wajib banget untuk mengabadikan moment sunrise dari puncak Gunung Batur yang cantiknya luar biasa.
Gugusan Gunung Abang, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani akan terlihat dari puncak ketika cuaca cerah. Juga keindahan danau batur di bawah kaki gunung yang memukau dan lautan awan terhampar soalah kita berada di negeri atas awan. Maka nikmat Tuhamu yang manakah yang kau dustakan?

Oh ya, di puncak banyak monyet berkeliaran. Jadi, kita musti hati-hati dengan barang bawaan maupun makanan dan minuman yang sedang kita nikmati. Tapi tenang, monyetnya cukup ramah, tidak seganas di beberapa tempat lain yang pernah kutemui.

Sempat terpikir untuk naik ojek saat turun, tapi akhirnya keinginan itu berhasil dihempaskan oleh semangkuk mie telur dan segelas teh hangat yang serta merta bikin baterai full 100%.

Harus jalan kaki, dong! Biar beneran ngerasain naik gunung sesungguhnya.
Perjalanan turun gunung terasa lebih cepat dan mudah dibanding saat naiknya. Meskipun sempat terjadi aksi tergelincir dan jatuh cantik, ups. Sakit sih, tapi jadi lucu dan bikin suasana makin ceria karena ketawa-ketawa.
Sampai di parkiran, kupandangi gunung Batur yang menjulang di hadapan. Aih, ternyata aku pun bisa menaklukkan tantangan ini. Boleh dong ya, bangga karena bisa sampai puncak, sesuatu yang sepertinya nggak mungkin saat belum dicoba.

Ternyata seperti ini rasanya naik gunung. Pantas banyak yang ketagihan untuk muncak lagi dan lagi setelah merasakan nikmatnya perjalanan, keindahan alam yang disuguhkan oleh setiap gunung, dan juga jadi sarana untuk introspeksi dan belajar dari alam, menyadari bahwa manusia hanyalah makhluk kecil di hadapan semesta, di hadapan Tuhan.

Private Trekking dengan Gunung Batur Trekking

Untuk trekking ke Gunung Batur, aku menggunakan jasa dari Gunung Batur Trekking Guide. Beberapa benefit yang didapat dengan mengambil paket private trekking:
1. Private trip, termasuk dokumentasi dari tim Gunung Batur Trekking
2. Trekking dengan pemandu berpengalaman dan jago fotografi (unlimited shot dengan kamera mirrorless)
3. Menikmati keindahan sunrise/matahari terbit dengan tikar piknik di puncak
4. indomie dan minuman hangat di puncak
5. Mendaki dari jalur aman, mudah, dan sejuk
6. Guide akan selalu membantu, membuatkan foto, dan video di spot-spot foto terbaik
7. Selesai trekking bisa berkunjung ke kafe di seputaran Kintamani (excluded)
8. Selesai trekking bisa berenang di hot spring (pemandian air hangat) di seputaran Danau Batur (excluded)

Jadwal Perjalanan/Itinerary Privat Trekking Gunung Batur

01.30 am: Pick up time area Seminyak, Kuta, dan Nusa Dua
02.00 am: Pick up time area Denpasar dan Sanur
02.30 am: Ubud
03.15 – 03.30: mulai pendakian
05.30 – 06.00: sudah di puncak
06.10: sunrise
06.40: Foto-foto di spot foto terbaik
07.00: Indomie dan minuman hangat
07.35: perjalanan turun
09.00: selesai trekking

Tips Sebelum Trekking ke Gunung Batur

Tips ini lebih ditujukan untuk pemula ya, Sobat Keluyuran. Memang karena aku juga masih pemula, sekadar berbagi pengalaman saja.
1. Persiapkan diri sebaik mungkin sebelum berangkat, pastikan badan sedang fit karena akan melalui perjalanan yang tidak seperti biasanya dan membutuhkan energi lebih.
2. Bawa barang seperlunya apalagi saat ikut privat trekking karena berbagai hal sudah disiapkan pihak pemandu
3. Gunakan jaket dan masker jika perlu, untuk menghindari efek jangka panjang ke paru-paru akibat udara dingin
4. Gunakan sepatu supaya lebih aman dan nyaman saat berjalan
5. Bawa minum dan makanan ringan seperlunya supaya tidak memberatkan saat berjalan
6. Jangan membawa barang-barang yang menarik perhatian monyet

Semoga harimu menyenangkan, Sobat! Selamat berpetualang dan trekking seru di Gunung Batur. Sekali lagi, rugi banget deh kalau melewatkan hal yang satu ini terutama jika Kamu akan menjelajah wisata alam Bali timur yang memukau.

Semoga bermanfaat,
Salam,

Narasi dan foto: Mariana*
Editor: Arina Mabruroh

*Mariana, seorang traveler milenial berdomisili di Denpasar, Bali. Senang menjelajah berbagai tempat wisata baik wisata alam maupun wisata menarik lainnya. Bisa dikunjungi di IG @mariana.cik

wisata alam seru di Kintamani Bali

Tinggalkan komentar